Pages

Sabtu, 24 November 2012

Assalamu'alaikum. . . Ada 3 kisah teladan: 1.Suatu hari, semua penduduk desa berdoa memohon hujan. Pada hari semua orang berkumpul untuk berdoa, hanya 1 bocah laki-laki yang membawa payung. "itulah keyakinan" 2.Teladan dari seorang bayi 1 tahun. Ketika Anda melemparkannya ke udara, dia tertawa karena ia tahu Anda akan menangkapnya kembali. "itulah kepercayaan" 3.Tiap malam saat kita tidur, kita tidak tahu apakah masih hidup saat bangun esok, tapi kita masih mempunyai rencana untuk hari esok. "itulah harapan" Semoga kita tidak takut untuk bermimpi, Terus berikhtiar & banyak belajar,

Rabu, 14 Desember 2011

Berbaik Sangka Terhadap Masa Depan


Tidak ada yang tahu akan seperti apa kita di masa depan, kita hanya tahu bahwa kita sedang melakukan yang terbaik untuk membentuk masa depan terindah kita. Untuk kita persembahkan kepada orang-orang yang kita sayangi. Sebuah keinginan akan masa depan terbaik yang membuat kita bersemangat melangkahkan kaki untuk terus maju dan menggerakkan semua potensi untuk mewujudkannya menjadi nyata. Mimpi itu akan semakin tergambar jelas di pikiran kita apabila kita berani untuk memimpikannya dan memiliki rencana-rencana strategis dan matang.

Walaupun seringkali kita dihadapkan pada beberapa rintangan, gangguan dan jalan yang tidak lagi mulus. Bahkan pernah gagal dalam menghadapi salah satu rintangan tersebut. Tapi itulah yang akan menjadi kisah unik perjalanan hidup kita. Sehingga suatu saat nanti ada kisah menarik dari diri kta yang bisa disampaikan kepada anak cucu kita. Yang kita perlukan saat ini adalah sebuah kesungguhan dan semangat.

Seperti sebuah kisah ketika nabi Ibrahim sedang dibakar dalam bara api yang besar oleh raja namrud yang dzholim. Saat itu ada sebuah burung kecil terbang kesana kemari, mengambilkan air ke dalam paruhnya dan disiramkan ke dalam api yang besar dengan harapan bisa menolong nabi Ibrahim. Walaupun sepertinya sia-sia dan mustahil akan berhasil, burung itu tetap melakukannya. Seberapa banyak air yang bisa dia bawa untuk memadamkan api itu memang mustahil untuk memadamkan bara api yang besar. Sehingga membuat teman-temannya sesama burung bertanya-tanya. Hingga pada akhirnya burung itu kelelahan kemudian ditanyai oleh teman-temannya. “Apa yang kau lakukan? Tidakkah kau sadari bahwa tindakanmu itu sia-sia?”. Burung kecil itu menjawab “mungkin aku tahu itu akan sia-sia, tapi setidaknya aku sudah berusaha dengan maksimal. Aku takut suatu saat di akhirat nanti Allah menanyakan apa yang kita lakukan ketika nabi Ibrahim dibakar oleh raja namrud. Setidaknya aku sudah mempunyai jawaban bahwa aku sudah berusaha menolongnya”.

Seperti halnya juga kita. Apapun yang kita peroleh saat ini, kita harus tetap semangat mewujudkan cita-cita kita. Walaupun terkadang terasa berat, kita harus melakukan yang terbaik yang kita bisa. Dan tetaplah mengingat Allah dalam setiap aktivitas kita. Pasti Allah akan mengingat kita juga dan akan memberikan yang terbaik untuk kita. Apabila dalam langkah itu kita sempat terjatuh, itu bukanlah jadi sebuah alasan bagi diri kita untuk berhenti melangkah ataupun mundur teratur. Seperti ketika kita jatuh saat naik motor dan terluka, maka kita pasti akan berusaha menahan sakit kemudian perlahan bangun dan mengendarai motor lagi. Dan luka yang kita dapat pasti segera kita obati. Seperti halnya kita, ketika terjatuh maka kita bisa belajar untuk menerima apa yang sudah terjadi, menjadikan kita introspeksi diri. Mungkin saja ada kesalahan dari diri kita yang idak kita sadari sebelumnya. Membuat kita belajar untuk menguatkan mental, berani untuk bangkit dan kembali menatap ke depan. Memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan. Dan tentu saja kita akn belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk langkah selanjutnya.

Seperti yang pernah disampaikan oleh Imam Ibnu Atthailah, bahwa bukankah apabila kita memperoleh musibah, itu artinya Allah ingin agar kita kembali padanya dengan pasrah dan berserah. Bila Dia memberikan kita ujian, berarti allah ingin kita mencari-Nya sebagai tempat meminta pertolongan. Bila kita memperoleh kesempitan, berarti Allah ingin agar kita kembali kepada-Nya untuk mencari kelapangan.

Sudah saatnya kita menilik lagi cita-cita kita dan seberapa besar keinginan kita untuk mencapainya. Walaupun cita-cita yang tingggi terkadang orang lain menyebutnya sebagai mimpi di siang bolong. Bahkan sebagian lagi menyebutnya sebagai khayalan. Tapi bagi saya ini adalah kreativitas yang dijalani dengan kegembiraan. Langkah-langkah unik penuh tantangan. Perlu juga mengecek seberapa jelaskah cita-cita kita, dengan parameter-parameter yang diupayakan jelas, logis dan bisa diterima oleh pihak-pihak yang telah dan akan bekerjasama membangun masa depan kita. Dan hati-hati juga dalam memilih langkah yang dilakukan. Karena dalam kompetensi yang sangat keras di dunia yang nirbatas ini, kesalahan kecil sering dimanfaatkan untuk menghalangi tercapainya tujuan-tujuan besar oleh pihak-pihak lain.

Harus terus mencoba untuk hidup dan berpikir positif walaupun nantinya akan banyak komentator dan kompetitor yang mengawasi kita terus menerus dan ingin segera mengetahui apakah kita akan berhasil atau tidak. Dan yang terpenting adalah, ada Allah dalam setiap langkah hidup kita. Entah kita sedang dalam keadaan senang ataupun sedih. Semangat!

Rabu, 05 Oktober 2011

Di Tengah Mereka, Terserak Pahala yang Besar

Indah sekali kehidupan ini saat dikelilingi orang-orang yang tercinta. Jiwa akan menemukan rasa puas kebahagiaannya, ketika kita mampu memberikan sesuatu yang berarti dalam kehidupan mereka, membuatnya tersenyum, merasakan keberartian dari keberadaan kita.

Orang-orang tercinta menjadi bagian hidup kita. Mereka hadir di kehidupan kita tidak sekedar sebagai pelengkap, tapi mereka adalah sosok-sosok penting yang tak bisa diabaikan. Mereka, masing-masing punya peran-peran vital yang menjadi sebab dan perantara bagi terwujudnya sebagian besar cita-cita kita.

Mereka itu penting, dan karena itu kita harus menganggapnya penting, serta harus berusaha memberikan banyak hal kepada mereka, sebagai upaya menciptakan kekokohan dalam hubungan kita. Sebab, seringkali perhatian dan pemberian kita kepada mereka masih sangat terbatas. Terkadang kita melupakan itu. Banyak hal yang seharusnya bisa mereka dapatkan dari kita, tapi kita tidak memberinya secara maksimal. Hanya sekedarnya saja, dengan beragam alasan yang bisa kita kemukakan.

Cinta kita kepada mereka mengharuskan adanya perhatian dan kasih sayang. Ya, sebuah cinta yang terjalin karena sebuah ikatan darah dan janji. Maka tak layak rasanya kita menyebut mereka sebagai orang-orang tercinta, jika kita tak mampu memberi mereka kasih sayang dan perhatian. Tak pantas rasanya ada pembiaran dan ketidakpedulian diantara kita dengan mereka, padahal takdir sudah mengatakan kita adalah bagian hidup mereka dan mereka adalah bagian hidup kita.

Mungkin kita sangat sibuk, karena setiap hari harus berkutat dengan setumpuk tugas dan pekerjaan yang harus diselesaikan. Tapi itu bukan alasan untuk memangkas kasih sayang kita kepada mereka. Mungkin kita sering hidup berjauhan, karena mengurus sejumlah aktifitas dan tugas di tempat lain, tapi tidak berarti kita boleh mengurangi perhatian kita terhadap mereka. Barangkali waktu kita di rumah sangat terbatas, tidak berarti komunikasisi kita juga harus terbatas. Tidak, sama sekali tidak. Sebab tidak ada kasih sayang dan perhatian yang lebih indah dari kasih sayang dan perhatian yang kita berikan kepada mereka. Tidak ada kasih sayang dan perhatian yang lebih menyemangati daripada itu.

Ketika kita tidak mampu memberi yang maksimal dari sisi materi, maka da sisi-sisi lain yang busa kita maksimalkan. Dan semua itu adalah pemberian, semua itu adalah sedekah. Kita tidak perlu khawatir karena suatu kendala di sisi tertentu, sepanjang kita bisa memberi manfaat yang besar di sisi yang lain. Karena itu, berikanlah yang terbaik yang kita bisa, agar kita menjadi manusia pilihan, oleh sebab pengabdian kita yang tulus dan maksimal kepada orang-orang tercinta.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Cintamu Menguatkanku


Dari mulanya kita harus menyadari, mengapa kita mencintai orang-orang yang kita cintai. Ternyata Allah meletakkan sumber energi kehidupan kita, tidak hanya pada momen spesial ketika kita beribadah dan berdo’a kepadaNya, tapi Allah juga menyebar energi itu pada orang-orang yang kita cintai. Pada orangtua kita, saudara dekat kita atau pasangan kita bagi yang sudah berkeluarga, ada kekuatan yang Allah letakkan pada kita di sana.
Sumber kekuatan itu beberapa diantaranya bahkan dikunci oleh Allah secara mutlak pada diri orang-orang itu. Maksudnya, ada beberapa keputusan Allah yang dikaitkan dan diikatkan dalam hubungan kita dengan orang-orang yang kita cintai. Maka, ketika Allah menjelaskan bahwa ridha Allah terletak pada ridha kedua orangtua, misalnya, berarti kita harus mencintai kedua orangtua kita dengan benar, agar mereka menjadi ridha dengan kita, lalu kitapun mendapat ridha dari Allah swt.
Tetapi bagaimana mungkin kita mencintai kedua orangtua, dengan tidak memberi mereka apa-apa yang pantas? Pada saat yang sama kita memerlukan dukungan do’a dari kedua orangtua kita. Rasulullah menjelaskan, “Tiga do’a yang pastii dikabulakan tanpa keraguan di dalamnya, yaitu do’a orang yang didzalimi, do’a seorang musafir, dan do’a orangtua untuk anaknya”. (HR. Ibnu Majahdan dihasankan oleh Al Albani)
Kita adalah anak-anak dari kedua orangtua kita, sampai kapanpun. Tidak saja saat kita masih kecil dan sering membuat orangtua marah. Tapi juga saat kita sudah tumbuh besar. Orangtua kita mengerti bahwa kita makin dewasa, dan karenanya kita berbeda, dan berbeda pula cara orangtua melihat kita. Tapi yang tak pernah berubah, kita akan tetap dirasakan sebagai anak-anak yang hadir dalam hati mereka sepenuhnya, karena kita lahir dari jiwa dan raga mereka. Mereka selalu bisa menerima kita apa adanya, sepenuh rasa cintanya pada kita.
Maka mencintai orangtua kita, ibu dan ayah kita, adalah sumber energi terbesar bagi kehidupan kita. Allah mengunci kesinambungan amal setelah kematian. Melalui orangtua kita mengharap ridha Allah, dan untuk orangtua pula, kita menyampaikan do’a, terus dan terus, agar menjadi amal yang tersambung bahkan setelah kedua orangtua kita tiada.

Semoga di bulan Ramadhan ini kita bisa mnguatkan kasih sayang kepada kedua orangtua kita. Tetap jalin komunikasi yang baik dengan mereka, sesibuk apapun kita.
Apa yang akan kau berikan pada kedua orangtuamu?
Siapkan yang terbaik dan terindah untuk mereka..^_^



(dimodifikasi dari beberapa sumber)

Jumat, 03 Juni 2011

Senyummu EnergiQu

Huah.., capek.., teriakan itulah yang terkadang keluar dari mulut kita. Hentakan pita suara dari hati kita ketika kita sedang suntuk dan capek. Penat ketika pekerjaan dan tugas-tugas berdatangan begitu banyakhingga membuat kita bingung harus mengerjakan yang mana dulu.Dan akan terasa semakin menyebalkan ketika ditambah dengan tuntutan-tuntutan dari orang-orang di sekitar kita. Petinggi-petinggi kita ataupun pelanggan dari usaha kita. Tidak bosan untuk menuntut ini itu kepada kita. Apa lagi kalau pas sedang kuliah di tahun-tahun tengah. Waktu lagi sibuk-sibuknya. Baik sibuk gara-gara tugas kuliah yang berjibun banyaknya dengan deadline yang mepet, maupun sibuk dengan amanah di organisasi yang sedang kita emban. Wah.., seakan-akan waktu 24 jam sehari itu masih kurang. Tidak terasa waktu berlalu semakin cepat. Begitu banyak hari yang kita lewati dengan waktu luang yang semakin berkurang.

Nah terus kalau sudah suntuk seperti itu enaknya bagaimana ya..? Ada yang mengatakan kalau pusing dan capek mending tidur saja. Tidur itu memang enak, tinggal memejamkan mata dan kemudian kita tidakn kepikiran tugas-tugas lagi deh.. Ya secara teori memang seperti itu, namun efek sampingnya yang bakalan tidak enak. Setelah tidur nyenyak, kemudian bangun dan ingat kembali dengan pekerjaan yang tadi sempat ditinggalkan. Sadar kalau pekerjaan jadi tambah numpuk otomatis akan membuat kita jadi kelabakan menjadi tambah pusing. “Cenat-cenut” kalu katanya Sm*sh. Freshnya sebentar tapi pusingnya yang lama. Tidak selamanya tidur itu bisa menyelesaikan masalah. Tidur berlebihan justru akan menambah masalah. Kurang tidur juga akan membuat kita menjadi tidak fokus dengan aktivitas kita. Seperti kata Bang Haji Roma Irama. “Begadang jangan begadang., kalau tiada artinya” .

Terus enaknya bagaimana ya..? Ada beberapa cara biar tidak suntuk ketika didera kesibukan dan ingin menyelesaikan kerjaan yang numpuk. Salah satunya yaitu dengan menerapkan pola kerja yang teratur. Dalam aktivitas 24 jam, selingilah waktu kerja atau menyelesaikan tugas dengan refreshing sejenak. Minimal 1 jam sekali kita berhenti sejenak untuk meregangkan otot. Menggerakkan tangan dan badan kita untuk relaksasi sebelum melanjutkan kerja kembali. Dalam aktivitas 7 hari seminggu, luangkan waktu juga untuk sekedar jalan-jalan pagi. Menikmati kesejukan mentari pagi bersama alunan nyanyian burung. Itu akan merefresh pikiran kita agar tidak penat. Luangkan juga waktu untuk berkumpul bersama teman-teman. Karena itu bisa menjadi sumber motivasi dan sumber kebahagiaan kita. Walaupun tidak ada waktu luang untuk kita, cobalah meluangkan sedikit waktu kita untuk itu.

Salah satu caraa yang bisa memudahkan kita untuk menyelesaikan pekerjaan ataupun masalah adalah dengan beramal. Merupakan salah satu trik yang Rosulullah saw anjurkan. Menurut beliau, dengan beramal dan menolong agama Allah maka Allah akan membantu pekerjaan kita bahkan melipatgandakan rezeki yang kita peroleh. Dan salah satu sumber terbesar kita adalah cinta dan senyuman. Cinta kita kepada Allah dan keluarga kita. Mampu membangkitkan semangat kita untuk tetap bertahan mengerjakan tugas-tugas kita. Berusaha semaksimal mungkin agar kita bisa melihat mereka tersenyum menymbut keberhasilan kita. Support dari orang-orang tercinta tentunya akan terasa sangat luar biasa. Tetaplah berkomunikasi dengan keluarga dan orang-orang yang kita sayangi sesibuk apapun kita. Alasan dan tujuan akhir diri ini kita perkuat. Dan jangn lupa untuk memulai pekerjaan dengan basmallah dan senyuman.

Sabtu, 01 Januari 2011

Langkahku Seperti.....

Apakah langkah ini seperti butiran debu di lautan padang pasir,
terhempas bersama debu-debu yang lain..
Ataukah seperti air sungai yang mengalir lurus,
hingga akhirnya berbelok setelah menabrak bebatuan di tiap sudutnya..
Ataukah seperti angin yang menelusuri tiap sudut-sudut kehidupan,
terkadang mengalun berhembus dengan lembut membelai jiwa,
namun bisa juga berhembus kencang menghempaskan segala yang ada di sekitarnya..
Ataukah seperti api yang berkobar-kobar,
terus menyala-nyala hingga ada yang memadamkannya..
Ataukah seperti sebongkah es yang dingin dan menyejukkan sekitarnya,
namun perlahan-lahan mencair dan habis..

Masih ada bermacam-macam pilihan hidup,
Masih banyak jalan yang bisa kita tempuh,,

Pilih jalanmu,
Ayunkan langkah kakimu..

Rabu, 21 April 2010

Hukum Kesetimbangan

Eit.. tapi bukan itu yang akan dibahas. Yang akan kita kaji adalah bagaimana kita memperoleh keseimbangan dalam kehidupan kita. Keseimbangan hidup sebagai seorang mahasiswa, keseimbangan emosi sebagai makhluk individu, keseimbangan peran sebagai makhluk social dan keseimbangan diri sebagai makhluk ciptaan Allah swt.

Kita seringkali terlalu sibuk dengan kegiatan kampus. Berjam-jam bisa bertahan di depan computer untuk mengerjakan tugas kuliah sampai lupa dengan waktu ibadah kita. Terkadang lebih memilih menyelesaikan beberapa paragraph lagi daripada langsung datang ke masjid ketika panggilan dikumandangkan. Perlu adanya keseimbangan dalam mengatur waktu ibadah dengan pekerjaan yang sedang dilakukan. Bukan terlalu focus pada pekerjaan saja atau terlalu lama melakukan ibadah saja sampai mengesampingkan amanah yang harus diselesaikan. Butuh keseimbangan antara pekerjaan dunia dan ibadah kita kepada Allah swt. Seperti firman Allah dalam surat Al Qasash ayat 7 sebagai berikut:

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu bebuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al Qashash: 77)

Ibadah seperti sholat mampu memberikan ketenangan dalam pikiran dan hati. Ketika sedang sibuk-sibuknya mengerjakan tugas, sholat dan dzikir mampu mengurangi beban pikiran yang muncul sewaktu bekerja. Bisa mengurangi efek stress. Menyegarkan suasana, sehingga ketika kita melanjutkan kesibukan, rasa fresh dan semangat bisa menemani aktivitas itu Rasa fresh akan menciptakan mood yang baik. Dan mood yang baik akan mengoptimalisasaikan kemampuan kerja manusia karena selalu diiringi aura positif yang bisa memberikan energi lebih kepada kita.

Begitu juga dengan kesibukkan berorganisasi. Kita perlu menyeimbangkan antara kegiatan berorganisasi kita dengan kegiatan kuliah yang menjadi hal penting sebagai mahasiswa. Berbahaya sekali ketika kita terlalu sibuk di organisasi sampai-sampai bolos kuliah. Kuliah merupakan amanah dari orangtua kita yang perlu ditempatkan pada prioritas penting kehidupan kita. Berbahaya juga kalau seorang mahasiswa hanya tertuju pada belajar saja atau istilah kerennya study oriented. Padahal perkembangan zaman menuntut kita untuk mampu berkomunikasi dengan orang lain sebagai softskill kita. Perlu adanya pengaturan jadwal sehari-hari dengan kesibukkan kita.sebagai management waktu dan management prioritas. Terkadang, suatu hari kita dibingungkan dengan pilihan antara menghadiri kegiatan organisasi karena posisi penting di organisasi tersebut kemudian dibenturkan dengan mengikuti kuliah yang memang sudah diamanahkan kepada kita. Pilihan ini perlu pertimbangan yang matang dari sisi baik buruknya. Life is a choice, so talk to your self.

Hukum kesetimbangan yang tergolong penting selain kesetimbangan bangunan yaitu keseimbangan hati. Dalam setiap langkah hidup kita,selalu disertai bisikan-bisikan yang ikut nimbrung saat kita hendak menentukan pilihan. Ada yang menuntun untuk memilih itu, tetapi ada yang mendesak untuk memilih ini. Tiap pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing, tetapi seberapa besar keberanian kita untuk mengambil resiko dari setiap pilihan tersebut. Kemenangan terbesar adalah ketika menang melawan hawa nafsu kita sendiri.

“Every soul shall taste death, and We shall make a trial of you with evil and with good and to Us will you be returned”

(QS. Al Anbiya: 35).

Berfikir efisien untuk menjalani setiap langkah yang kita tempuh disertai dengan do’a dan pikiran positif akan membantu kita untuk menentukkan pilihan dan akan membantu menciptakan keseimbangan di dalam hati kita.